Rabu, 22 Desember 2010

Mayor dan Indie


           Bicara tentang musik, tidak hanya berkisah tentang sebuah band ataupun aliran music. Kita bisa merubah sudut pandang kita dengan menelusuri perkembangan music di Indonesia sekarang ini. Perkembangan music Indonesia, bisa saya bilang “lagi dalam masa subur”. Mengapa saya berkata demikian? kita ambil beberapa indicatornya:
  1. Banyak penyanyi baik itu solo maupun grup music yang muncul belakangan ini.
  2. Acara-acara music yang sering kita nikmati di televisi.
  3. Prestasi para musisi negeri kita di luar negeri.
          Dari beberapa indikitor tersebut, bisa saya simpulkan musik dalam negeri ini lagi “in”. Namun, sayangnya tumbuh kembangnya musik negeri tidak diimbangi dengan kualitas yang mumpuni dari sang artis. Saya tidak perlu menunjukkan pelaku, mungkin anda sendiri sudah tahu siapa yang saya maksud. Anda benar, salah satunya kangen band.
           Dengan musik yang kemelayuan, mereka membagi para pendengar musik di Indonesia menjadi dua. Satu hal menyukai musik kemelayuan tersebut, di satu sisi lain mereka mengolok, mencaci Kangen band. Saya cenderung melihat, hal ini mengacu kepada segmentasi.
           Para pendengar musik Kangen, cenderung merupakan anak usia remaja terutama perempuan. Kita bisa lihat dalam acara-acara musik seperti Inbox, Mantap dll. Dimana ketika band-band dengan aliran yang sama dengan kangen, mereka dielu-elukan. Namun, meskipun diolok, dicaci maki dsb. Musik mereka masih diterima masyakarat pada umumnya. Albumnya dibeli banyak orang, RBT meningkat dll. Karena mereka realistis, musik mereka jadikan sebagai tulang punggung pekerjaan. Jadi dunia kerja mereka ada pada bermusik.
           Industri musik di Indonesia sekarang ini menurut saya dibagi menjadi dua, mayor dan indie. Beberapa contoh band-band mayor Indonesia antara lain Nidji, d’masiv dkk. Sedangkan beberapa band indie, Efek Rumah kaca, THE S.I.G.I.T, White Shoes and the Couples Company.
           Sebenarnya dalam bermusik mereka tidak berbeda, namun dalam proses untuk menjadi dikenal public dalam segmen luas mereka berbeda. Band-band mayor, dikontrak oleh label besar untuk membuat album. Sedangkan band indie, mereka biasanya membuat album sendiri tanpa bantuan dari label atau membuat label sendiri contohnya Efek Rumah Kaca yang membuat Jangan Marah record.
           Masuk dalam aliran musik, band-band mayor cenderung menampilkan musik pop dan bertemakan cinta ketika tampil di dalam publik. Bahkan ada sedikit guyonan dari Efek Rumah kaca yang ditampilkan dalam sebuah lagu berjudul Cinta Melulu. Lagu ini bercerita mengenai perkembangan musik Indonesia yang didominasi oleh cinta. Berbeda dengan Indie, yang bebas dalam berkarya. Dalam musik indie, kita bisa mendengar berbagai aliran musik. Mulai dari jazz, folk, metal, underground dll. (ie)
NB: Semoga tulisan ini bisa memberikan info dan ilmu bagi anda yang membacaya. Apabila ada salah kata dan kritik, saya minta maaf yang sebesar-besarnya dan siap menerima sharing dari anda. Terima kasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar